Spesifikasi Raspberry Pi 3, Performa dan Komponen
Raspberry Pi 3 sejak dirilis pada tahun 2016 lalu, Raspberry Pi 3 merupakan SBC paling banyak di gunakan. Sekitar empat/lima tahun yang lalu, Raspberry Pi telah terjual sebanyak delapan juta unit (mungkin lebih), tiga juta dalam satu tahun (2015) dan pada ulang tahun ke-empatnya (2016) model terbaru dari Pi telah dirilis. Maka dari itu, berikut kami coba berikan detil dan spesifikasi dari Raspberry Pi 3 model yang terbaru ini, meskipun mulai ada bocoran berita akan keluar Raspberry Pi 4 pada tahun 2019.
Raspberry Pi 3 memang dilengkapi dengan jaringan nirkabel built-in, dan berikut detail dari Raspberry Pi 3.
Spesifikasi Raspberry Pi 3 :
- SoC: Broadcom BCM2837
- CPU: 4x ARM Cortex-A53, 1.2GHz
- GPU: Broadcom VideoCore IV
- RAM: 1GB LPDDR2 (900 MHz)
- Networking: 10/100 Ethernet, 2.4GHz 802.11n wireless
- Bluetooth: Bluetooth 4.1 Classic, Bluetooth Low Energy
- Storage: microSD
- GPIO: 40-pin header, populated
- Ports: HDMI, 3.5mm analogue audio-video jack, 4x USB 2.0, Ethernet, Camera Serial Interface (CSI), Display Serial Interface (DSI)
Radio Nirkabel
Bagian ini ukurannya sangat kecil, hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop atau kaca pembesar, chip Broadcom BCM43438 menyediakan LAN nirkabel standar 2,4GHz 802.11n, Bluetooth rendah daya, dan dukungan Bluetooth 4.1 klasik. Dengan apiknya dibenamkan dalam boardnya Raspi untuk tetap menjaga biaya seminim mungkin, dari pada menggunakan modul-modul umum yang mesti dibeli terpisah dan harganya cukup mahal, fitur dari komponen ini yang tidak digunakan hanyalah bagian penerima radio FM.
Antenna Radio/Wi-Fi ?
Kita tidak perlu menggunakan antenna eksternal pada Raspi 3. Chip radionya sudah terhubung dengan chip antenna ini yang disolder langsung ke board, untuk menjaga ukurannya tetap ramping dan minimum. Meskipun bentuknya kurang meyakinkan, tetapi antenna ini mestinya lebih dari cukup untuk bisa menangkap sinyal Wi-Fi dan Bluetooth — meskipun terhalang dinding.
SoC (System on Chip)
Dibuat khusus untuk Rapsi 3 yang baru, system-on-chip (Soc) dari Broadcom BCM2837 dipersenjatai dengan prosesor berperforma tinggi ARM Cortex-A53 yang memiliki empat core berkecepatan 1.2GHz dengan cache memory Level 1 sebesar 32kB dan Level 2 512kB, sebuah prosesor grafis VideoCore IV, dan terhubung dengan modul memory 1GB LPDDR2 pada bagian belakang board.
GPIO
Raspberry Pi 3 menggunakan pin header general-purpose-input-output (GPIO) yang sama dengan versi sebelumnya yaitu Model B+ dan Model A+. Perangkat-perangkat sebelumnya yang menggunakan GPIO versi ini akan tetap bisa digunakan tanpa modifikasi apapun; perubahan yang ada pada versi ini hanyalah switch untuk UART yang terekspos pada pin GPIO, tapi penanganannya sekarang secara internal oleh sistem operasi.
Chip USB
Raspberry Pi 3 menggunakan chip SMSC LAN9514 yang sama dengan pendahulunya, Raspberry Pi 2, mendukung konektifitas Ethernet dan USB empat channel pada board. Seperti sebelumnya, chip SMSC terhubung ke SoC melalui satu channel USB, beroperasi sebagai adaptor USB-ke-Ethernet dan USB hub.
Performa Raspberry Pi 3
Ingin tahu seberapa jauh lebih cepat Raspberry Pi 3 yang baru ini? Mari perhatikan hasil perlombaannya dengan para saudara-saudaranya terdahulu:
Menawarkan dukungan untuk operasi multi-thread — dengan memanfaatkan prosesornya yang memiliki empat core pada Pi 2 dan Pi 3 — hasil SysBench diatas menunjukan sejauh mana Raspi telah berevolusi semenjak varian pertamanya. Meski performa single-thread telah jauh meningkat, hal yang paling baik adalah penggunaan program dengan multi-thread, sehingga empat core dari Raspi 3 bisa digunakan dengan maksimal.
Pin GPIO Raspberry Pi kebanyakan diprogram menggunakan Python, tapi hal ini sering membuat masalah performa pada CPU. Pada pengujian ini, sebuah program RPi.GPIO sederhana akan menyalakan dan mematikan sebuah pin pada GPIO dengan secepat mungkin sementara penghitung frekuensi melakukan penghitungan seberapa cepat ia bisa merespon untuk pindah dari kondisi mati ke hidup dan sebaliknya.
Ini adalah hasil pengujian performa dengan memainkan video game twitch shooter klasik Quake III Arena, game ini cukup menyedot performa CPU dari Raspi. ‘Timedemo’ standar dijalankan pada resolusi 1280×1024, high geometric, maximum texture detail, 32-bit texture quality, dan trilinear filtering untuk mendapatkan hasil diatas.
Dikembangkan oleh B.A Wichman pada tahun 1970 dengan maksud untuk mengukur kecepatan sebuah komputer, Whestone benchmark berfokus pada perhitungan performa floating-point. Terlepas dari umurnya, pengujian dengan metode ini menawarkan sebuah rangkuman yang jelas dari performa peak floating-point dari sebuah prosesor.
Jika Whetstone melakukan pengukuran dari sisi performa floating-point, Dhrystone yang dikembangkan dari tahun 1980 oleh Reinhold P Weicker berfungsi untuk mengukur integer – atau performa perhitungan bilangan bulat. Seperti halnya dengan floating-point, Dhrystone masih banyak digunakan hingga saat ini dan memiliki kualitas pengukuran yang bagus untuk synthetic benchmark pada chip-chip yang berbeda.
Anda tentu tidak bisa mendapatkan performa ekstra tanpa mengorbankan sesuatu. Pi 3 menggunakan banyak daya pada pengujian ini, tapi performa ekstra yang jauh lebih tinggi dari versi sebelumnya berarti juga memerlukan daya yang lebih meskipun sedang dalam kondisi diam. Bagi mereka yang memerlukan penghematan daya dalam proyek berbasis Raspberry Pi mungkin lebih bagus jika menggunakan Model A+ atau Pi Zero sebagai alternatifnya.
Demikian ulasan Raspberry Pi versi terbaru saat ini, ualasan ini dikutip dari The Mag Pi
Woh I love your posts, saved to favorites!